Self-Development, Halo semuanya, bertemu kembali di blog alter_expir. Sebelum saya memulai artikel ini, mungkin saya akan mencoba untuk mengajak anda untuk berandai-andai terlebih dahulu. Anggap saja anda sedang pergi mendaki sebuah gunung, dan puncak gunung tersebut merupakan tujuannya. Anda sudah melewati beberapa pos dan tentu saja, pos pertama anda sudah melewatinya.
Ada setidaknya 5 pos di gunung tersebut, dan anda sudah melewati pos pertama dan pos kedua, dan kini anda sedang menuju pos ketiga dari gunung tersebut. Hanya tersisa 3 pos lagi yang harus anda lewati untuk sampai ke puncak dari gunung tersebut.
Namun sialnya, hujan datang dan jalanan anda dipenuhi dengan kabut tebal, hari pun sudah mulai berganti dengan malam, dan tentu perjalanan menuju ke puncak dari gunung tersebut sangatlah gelap dan menyeramkan.
Kini pertanyaannya adalah, apa yang anda lakukan pada saat itu? Apakah terus melanjutkannya, apakah berteduh terlebih dahulu dan lanjut kembali ketika hari sudah pagi, atau justru anda memutuskan kembali ke pos awal dan tidak melanjutkan lagi perjalanan menuju puncak gunung tersebut karena jalanan yang licin dan gelap?
Simpan dulu saja jawabannya, dan di artikel ini saya akan memberitahu kepada kita semua, berdasarkan pengalaman dan juga beberapa sumber yang sudah saya kumpulkan, yaitu kapan kita harus berhenti, kapan kita harus menyudahi perjalanan kita dan merasa cukup dengan yang sudah ada, pastikan anda membacanya sampai habis ya, agar tidak terjadi kesalah pahaman atau miss informasi yang merugikan kita semua.
Perjalanan hidup ini seperti mendaki sebuah gunung
Benar, kalian tidak salah dengar. Perjalanan hidup kita semua sebenarnya sama saja seperti perjalanan mendaki sebuah gunung. Bayangkan saja, kalian berangkat dari awal, mempersiapkan semuanya dan mulai melewati beberapa rintangan yang diciptakan secara alami oleh alam. Jika kita melihat ke diri kita, ini sama seperti ketika kita mencoba menjalani kehidupan ini dengan mulai bersekolah di sekolahan dasar.
Kemudian melewati beberapa pos, sama seperti ketika kita perlahan-lahan mulai lulus sekolah dasar, lulus sekolah menengah pertama, lulus sekolah menengah atas, lulus kuliah, lulus kursus, dan lain-lain. Begitupun dengan setiap rintangan yang ada, itu sama halnya dengan setiap rintangan yang kita lewati dalam hidup kita.
Misalnya saja sakit, atau mungkin diganggu makhluk halus, dikehidupan kita juga pasti pernah merasakan sakit atau diganggu seseorang ataupun kelompok, sama bukan?
Begitulah perumpamaan yang ada di awal artikel ini, perjalanan hidup ini hampir sama seperti perjalanan mendaki sebuah gunung. Mendaki sebuah gunung pastinya akan melewati berbagai rintangan dan juga safe zone yang disebut pos, kemudian berbagai hal berusaha menghalangi seperti angin, badai, hujan, tanah longsor, dan yang lain sebenarnya. Cukup sama bukan?
Dan yang paling penting dari keduanya adalah sebuah pilihan yang diberikan kepada kita, yaitu apakah kita akan kembali atau terus melanjutkan ini semua sampai menuju puncaknya. Begitu juga hidup, berhenti atau tetap lanjut sampai di puncaknya.
Kapan harus berhenti dari perjalanan?
Seperti topik utama dari artikel ini adalah kapan kita harus berhenti dari perjalanan ini? Apakah disaat kita sudah tidak sanggup? Atau disaat kita sudah merasa cukup dari semua yang sudah kita lalui selama ini?
Jawabannya adalah tidak keduanya, mengakhiri perjalanan ini sama saja dengan berhenti dan kembali pulang ke kaki gunung, kembali ke pos pertama, dan kembali pulang ke rumah. Berhenti dari perjalanan ini tandanya kita gagal untuk sampai ke puncak, dan untuk kembali ke puncak kita harus kembali memulai dari awal lagi.
Ini sama seperti pengalaman saya dalam membuat sebuah akun media sosial, saya sudah pernah sampai setengah jalan untuk membangun sebuah akun yang memiliki followers lebih dari 10 ribu. Namun disaat semuanya tinggal dilanjut saja, saya memutuskan untuk menjual akun tersebut, dan apa yang saya dapatkan? Saya harus memulai lagi dari 0 followers untuk mencapai kembali 10 ribu followers tersebut. Saya kembali membuka sebuah akun media sosial di instagram bernama @alter_expir, dan saya kini cuman memiliki 117 followers disaat artikel ini dibuat. Rugi? Kalian bisa menilainya sendiri.
Jadi kapan kita harus berhenti dari perjalanan ini? Sama seperti menaiki gunung, namun kita mencoba untuk melupakan mengenai resiko meninggal atau kecelakaan, adalah sampai puncak, atau tidak ada di dunia ini lagi. Kita semua tidak ada yang abadi, kita berjalan menuju apa yang kita inginkan, entah itu menjadi lebih religious, atau menjadi kaya, atau menjadi bermanfaat untuk semua orang. Dan kemudian, kita semua akan kembali kepada sang pencipta disaat kita telah menyelesaikan semua tanggung jawab yang ada di dunia ini.
mungkin tidak ada lagi yang bisa saya sampaikan pada journal ini, untuk hal-hal selanjutnya akan dibahas di lain waktu dan juga dilain journal yang akan menyusul. terimakasih, selamat beraktifitas.