Self-Development, Halo semuanya, bertemu kembali di blog alter_expir. Dan kali ini saya ingin memberikan suatu pelajaran yang saya dapatkan dari beberapa hari belakangan ini kepada kalian semua. Suatu hal yang mungkin akan merubah perspektif saya selama ini tentang kehidupan.
Jadi pada waktu itu saya sempat mencoba suatu hal yang tidak biasa aku lakukan, yaitu dengan mencoba menghadapi berbagai hal dengan senyuman. Ya, kalian semua gak salah dengar, awalnya mungkin terlihat meragukan, apa hubungannya tersenyum dengan menghadapi sebuah masalah?
Tapi ternyata disaat saya mencobanya, suatu hal yang mustahil tersebut terjadi. Ketika ada seseorang yang membuat saya kesal, atau mungkin tidak dianggap saat melakukan presentasi ataupun mengemukakan pendapat, saya menghadapi berbagai hal tersebut dengan senyuman, dan apa yang terjadi? Ternyata setelah saya melakukan hal tersebut, saya merasakan suatu perubahan yang cukup mencolok.
Mungkin sebelum melakukan hal ini saya biasanya akan jengkel, kesel, atau bahkan marah, namun ternyata disaat saya mencoba untuk tersenyum, saya menjadi lebih tenang, santai, enteng, dan benar-benar terasa positif meskipun dikelilingi dengan berbagai energi negatif tersebut.
Profesor Keltner dan profesor George Bonanno sempat mengukur ekspresi dan tekanan pada orang-orang yang membicarakan seorang yang telah tiada yang disini adalah pasangannya.
Di dalam Journal Of Personality and Social Psychology edisi tahun 1997. Dilaporkan bahwa orang-orang yang membicarakan pasangannya itu dengan tersenyum memiliki tingkat kesusahan atau kesedihan secara mental yang lebih rendah daripada yang tidak dengan tersenyum.
Penelitian lain dari professor Barbara Fredrickson dan profesor Robert Levenson, melaporkan pada makalahnya di tahun 1998 berjudul Cognition and Emotion. Mengatakan bahwa orang-orang yang menonton adegan pemakaman dari Steel Magnolias dan berhasil mencoba untuk tersenyum, dapat memulihkan tingkat kardiovaskular (sirkulasi darah) yang lebih cepat dibanding orang yang gagal untuk tersenyum.
Hal ini menunjukan bahwa ternyata, dengan sebuah senyuman akan membuat dirikita menjadi lebih baik entah dalam kondisi mental, ataupun dalam hal kesehatan fisik, apa lagi jika melihat senyummu yang begitu manis didepanku, eaaaa, bercanda.
Hubungan pikiran dengan tindakan
Tentunya ketika memutuskan untuk tersenyum apa lagi pada saat sedang merasakan kesedihan ataupun berbagai hal lainnya yang tidak mengenakan lainnya, merupakan suatu hal yang tidak terjadi secara ketidak sengajaan. Perlu suatu dorongan untuk membuat diri ini tersenyum ketika menghadapi suatu hal yang tidak mengenakan.
Dan salah satu hal yang dipayakan adalah dengan mengubah pola pikir. Ekspresi alami kita ketika mengalami suatu hal yang menyedihkan ataupun kesulitan pastilah dengan cemberut ataupun memasang muka musam.
Namun disini coba kita ganti dengan tersenyum, apabila kita sedih kita ingat untuk tersenyum, ketika kita sedang kesal kita ingat untuk tetap tersenyum.
Meskipun kita tahu bahwa kesedihan tersebut tetaplah ada pada diri kita, akan tetapi setidaknya dengan tersenyum, telah memberikan kita beberapa dampak positif yang sangat baik bagi tubuh dan juga mental.
Dengan diri kita yang telah merasakan beberapa dampak positif tersebut, tentunya membuat diri kita menjadi lebih baik dan mulai meredakan rasa kesal dan juga jengkel yang ada pada diri kita sedari tadi. Dan hal ini tentunya akan membuat diri kita terhindar akan suatu hal yang lebih buruk ketika berusaha untuk mengekspresikan permasalahan tersebut dengan suatu hal yang tidak baik atau menuruti perasaan kesal kita.
Dan hal seperti inilah yang coba saya lakukan, ketika ingin melampiaskan emosi saya mencoba untuk tersenyum, ketika sedang jengkel mencoba tersenyum, ketik sedang marah mencoba tersenyum. Dan apa sih dampak dari hal ini?
Saya cukup terkejut dengan dampaknya, bahkan saya akhirnya langsung memiliki ide untuk membagikan hal ini kepada kalian semua melalui blog ini.
Pikiran kita menentukan apa yang akan terjadi
Ketika saya mencoba untuk tersenyum dan berpikir positif, entah mengapa diri saya merasa lebih tenang dari sebelumnya, dan apa lagi yang cukup menarik dari hal ini? Dengan kita tersenyum juga akan memberikan kesan positif untuk semua yang melihat diri kita, dan hal itu juga dapat memberikan ketenanga n bagi diri kita karena tidak meninggalkan kesan yang buruk kepada orang lain.
Kemudian dengan tersenyum, kita juga merasa lebih enteng dari biasanya, yang awalnya terbebani dengan suatu hal yang belum tentu benar, kini kita menjadi lebih santai, tenang karena telah berpikir positif terlebih dahulu sebelum melampiaskan tindakan berdasarkan ekspresi kita.
Dan tanpa disadari oleh kita semua bahwa semuanya ini merupakan soal pola pikir, atau bisa dikatakan mindset.
Jika pola pikir kita saja sudah menganggap suatu hal adalah buruk, maka kita akan selalu berpikir bahwa semua yang dihadapi oleh kita, semua yang terjadi pada diri kita adalah hal yang buruk, tanpa mengecek ataupun memikirkan kembali apa yang sebenarnya terjadi sehingga hal yang seperti itu terjadi pada diri kita.
Sebagai contoh, saya coba ilustrasikan sebagai orang A yang berpikir bahwa orang B adalah orang yang buruk dan tidak bisa diajak berteman. Dan apa yang terjadi setelahnya? Meskipun orang B ini sudah menunjukan bahwa ia ingin berteman dengan dirinya, menunjukan kebaikannya, menunjukan kehebatannya, orang A ini akan tetap sama dengan pola pikirnya yang mengatakan bahwa orang B adalah orang yang buruk dan tidak bisa diajak bertema.
Dan satu hal yang bisa merubah ini semua adalah, merubah pola pikir orang A. merubah yang awalnya orang B ini adalah orang yang buruk dan tidak bisa diajak berteman, menjadi orang B yang ternyata orang ini asik juga kok, ternyata dia orangnya rapih dan sopan juga, dan hal-hal lainnya yang ternyata selama ini tidak disadari oleh orang A pada orang B.
Peranan pola pikir pada kehidupan
Nah, setelah tahu bahwa pola pikir atau yang biasa disebuah dengan mindset, memainkan sebuah peran penting bagi pandangan kita terhadap orang lain. Ternyata pola pikir ini juga dapat mempengaruhi bagaimana kita hidup dan apa yang terjadi pada kehidupan kita.
Hal ini didukung dengan adanya sebuah studi yang dilakukan oleh I Wayan Erlangga tahun 2020 dalan sebuah jurnal American Journal of Humanities and Social Sciences Research, bahwa growth mindset (pola pikir yang digunakan pada studi ini) akan berbanding lurus dengan performa karyawan bekerja.
Tentu dengan mengetahui bahwa sebuah mindset ternyata dapat mempengaruhi pekerjaan karyawan, dan beberapa mindset lainnya yang juga mempengaruhi kehidupan seseorang, maka bisa kita simpulkan bahwa selama ini “pola pikir” telah memainkan peranan yang sangat penting bagi kehidupan kita.
Ada akan menjadi orang yang sangat religious ketika anda memiliki pola pikir yang selalu memikirkan tentang agama, anda akan menjadi orang yang sangat pekerja keras apabila anda memiliki pola pikir yang sejalan dengan itu, anda juga akan menjadi orang yang bugar dan berotot apabila anda memiliki pola pikir yang mendukung kegiatan olahraga ataupun kebugaran lainnya. semuanya itu hanyalah soal mindset.
Ternyata pikiran kita adalah sumber dari semua yang kita alami
Hal ini didukung dengan adanya sebuah studi yang dilakukan oleh I Wayan Erlangga tahun 2020 dalan sebuah jurnal American Journal of Humanities and Social Sciences Research, bahwa growth mindset (pola pikir yang digunakan pada studi ini) akan berbanding lurus dengan performa karyawan bekerja.
Tentu dengan mengetahui bahwa sebuah mindset ternyata dapat mempengaruhi pekerjaan karyawan, dan beberapa mindset lainnya yang juga mempengaruhi kehidupan seseorang, maka bisa kita simpulkan bahwa selama ini “pola pikir” telah memainkan peranan yang sangat penting bagi kehidupan kita.
Ada akan menjadi orang yang sangat religious ketika anda memiliki pola pikir yang selalu memikirkan tentang agama, anda akan menjadi orang yang sangat pekerja keras apabila anda memiliki pola pikir yang sejalan dengan itu, anda juga akan menjadi orang yang bugar dan berotot apabila anda memiliki pola pikir yang mendukung kegiatan olahraga ataupun kebugaran lainnya. semuanya itu hanyalah soal mindset.
Ternyata pikiran kita adalah sumber dari semua yang kita alami